Proses Rekayasa Genetik dan Pembuatan Organisme Transgenik

Rekayasa genetik, proses yang mengubah susunan genetik organisme, telah mendatangkan teknologi transgenik yang memungkinkan pengenalan gen baru ke dalam organisme. Menurut Dr. Siti Subandiyah, peneliti bioteknologi dari Universitas Gadjah Mada, proses ini melibatkan pemotongan dan penyisipan gen ke dalam DNA organisme penerima. "Ini dilakukan dengan menggunakan enzim yang disebut endonuklease dan ligase," jelasnya.

Teknologi ini telah mendorong pembuatan organisme transgenik, entitas baru dengan gen asing. Proses ini diawali dengan identifikasi dan isolasi gen target, diikuti oleh klona gen dan penyisipan gen ini ke dalam vektor transfer. Kemudian, gen asing ini dimasukkan ke dalam sel organisme penerima melalui proses yang dikenal sebagai transformasi. Hasilnya adalah organisme baru dengan sifat genetik yang berubah.

Dampak dan Implikasi Organisme Transgenik di Indonesia

Di Indonesia, penggunaan organisme transgenik telah membawa dampak menggembirakan dan juga tantangan. Salah satu contoh positif adalah pengembangan tanaman padi transgenik tahan hama dan penyakit oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BBP2B2SGP). “Tanaman ini dapat meningkatkan produktivitas dan ketahanan padi, mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida," kata Direktur BBP2B2SGP, Dr. Ir. H. Sujak.

Namun, ada juga dampak negatifnya. Salah satunya adalah kontroversi mengenai risiko kesehatan dan lingkungan yang terkait dengan organisme transgenik. Beberapa pakar khawatir bahwa organisme transgenik dapat menyebabkan alergi atau resistensi terhadap antibiotik.

Selain itu, peraturan Indonesia tentang organisme transgenik masih belum sepenuhnya matang. Menurut Dr. Ir. H. Sujak, "Peraturan kita masih perlu diperkuat, terutama dalam hal pengujian, pengawasan, dan penilaian dampak lingkungan."

Meski begitu, organisme transgenik tetap menjanjikan potensi luar biasa untuk Indonesia. Tantangannya adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan teknologi ini dengan bijak, menyeimbangkan antara manfaat dan risiko, serta memastikan keberlanjutan dan kehati-hatian dalam penggunaannya.

Akhirnya, dalam mempertimbangkan organisme transgenik, kita harus mempertimbangkan banyak faktor – dari peningkatan produktivitas dan ketahanan tanaman, sampai pada masalah kesehatan dan lingkungan, sampai ke peraturan dan tata kelola. Kita harus bergerak maju dengan hati-hati, tetapi juga dengan tekad untuk memanfaatkan teknologi ini untuk keuntungan kita semua. Sebuah masyarakat yang berpengetahuan dan terlibat adalah kunci untuk membuat keputusan yang tepat tentang teknologi ini.