Rekayasa Genetika pada Hewan: Pro dan Kontra
Kemajuan bioteknologi telah memengaruhi hewan, terutama di bidang pertanian. Penerapannya sangat bermanfaat bagi masyarakat manusia, tetapi juga dapat menimbulkan risiko bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah memastikan keamanan hewan rekayasa genetika (GM) bagi konsumen. Untuk memastikan hal ini, pemerintah harus memberlakukan peraturan yang ketat dan sistem yang komprehensif untuk memantau produksi hewan GM.
Menurut Suwanto (2006), GMO mengacu pada makhluk hidup hasil rekayasa genetika yang dimodifikasi dengan teknologi DNA. Namun, istilah ini sering digunakan untuk mencakup hewan apa pun yang telah dimodifikasi oleh teknologi, seperti melalui rekayasa genetika atau pemuliaan konvensional. Istilah “organisme hasil rekayasa genetika” (GMO) telah digunakan untuk mendefinisikan jenis hewan ini dan karenanya merupakan istilah yang paling umum diterima untuk menggambarkan hewan yang telah mengalami modifikasi bioteknologi.
Di bidang pertanian, pemanfaatan rekayasa genetika sangat membantu, terutama dalam meningkatkan pasokan pangan, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan hasil panen. Rekayasa genetika juga bermanfaat dalam pengembangan produk baru dan peningkatan kualitas produk yang sudah ada. Lebih jauh lagi, rekayasa genetika merupakan alat penting dalam menanggulangi kerawanan pangan di negara-negara berkembang.
Rekayasa genetika telah banyak digunakan di beberapa bidang, termasuk pertanian, kedokteran, dan pangan. Rekayasa genetika merupakan alat yang berharga untuk penelitian, karena memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari genom berbagai spesies secara lebih rinci. Selain itu, rekayasa genetika telah digunakan untuk mengembangkan obat-obatan dan bahan makanan baru. Rekayasa genetika juga merupakan cara yang efisien untuk mengendalikan penyakit dan melestarikan sumber daya alam.
Selain digunakan dalam penelitian ilmiah, rekayasa genetika dapat digunakan untuk menghasilkan varietas tanaman pangan dan ternak yang baru dan lebih baik. Rekayasa genetika dapat dimasukkan ke dalam tanaman yang sudah ada untuk meningkatkan kualitas dan produktivitasnya, dan dapat digunakan untuk menciptakan hibrida yang tahan terhadap penyakit atau memiliki karakteristik lain yang diinginkan.
Namun, kelemahan paling signifikan dari rekayasa genetika adalah risiko yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia. Pemerintah harus memberlakukan standar yang ketat dan sistem yang komprehensif untuk memantau produksi dan distribusi rekayasa genetika. Pemerintah juga harus menetapkan seperangkat prinsip etika yang akan mengatur produksi dan konsumsi rekayasa genetika.
Ancaman paling menonjol dari rekayasa genetika dalam konteks kesehatan manusia adalah potensinya untuk menyebabkan alergi dan penyakit lainnya. Risiko ini diperparah oleh fakta bahwa sebagian besar produk rekayasa genetika tidak diuji secara menyeluruh sebelum dijual kepada masyarakat. Hal ini khususnya berlaku untuk produk makanan, yang sering terkontaminasi dengan rekayasa genetika yang belum diuji. Selain itu, kurangnya pengawasan oleh badan pengawas telah memungkinkan produsen untuk menghindari standar Codex dan memaksakan standar mereka sendiri. Hal ini dapat membahayakan kesehatan populasi global.